dbo:abstract
|
- In the 5th century in Christianity, there were many developments which led to further fracturing of the State church of the Roman Empire. Emperor Theodosius II called two synods in Ephesus, one in 431 and one in 449, that addressed the teachings of Patriarch of Constantinople Nestorius and similar teachings. Nestorius had taught that Christ's divine and human nature were distinct persons, and hence Mary was the mother of Christ but not the mother of God. The Council rejected Nestorius' view causing many churches, centered on the School of Edessa, to a Nestorian break with the imperial church. Persecuted within the Roman Empire, many Nestorians fled to Persia and joined the Sassanid Church (the future Church of the East) thereby making it a center of Nestorianism. By the end of the 5th century, the global Christian population was estimated at 10-11 million. In 451 the Council of Chalcedon was held to clarify the issue further. The council ultimately stated that Christ's divine and human nature were separate but both part of a single entity, a viewpoint rejected by many churches who called themselves miaphysites. The resulting schism created a communion of churches, including the Armenian, Syrian, and Egyptian churches, that is today known as Oriental Orthodoxy. In spite of these schisms, however, the imperial church still came to represent the majority of Christians within the Roman Empire. At the end of the 4th century the Roman Empire had effectively split into two states although its economy and the Church were still strongly tied. The two halves of the empire had always had cultural differences, in particular exemplified by the widespread use of the Greek language in the Eastern Empire and the more limited use of Greek in the West (Greek was used in the West but Latin was displacing it as the spoken vernacular). By the 5th century scholars in the West had begun to abandon Greek in favor of the use of Latin. The Church in Rome, in particular, began to encourage the use of Latin in the western provinces and published Jerome's Vulgate, the first authorized translation of the Bible in Latin. At the same time as these changes were taking place the Western Empire was beginning to decay rapidly. Germanic tribes, particularly the Goths, gradually conquered the western provinces. The Arian Germanic tribes established their own systems of churches and bishops in the western provinces but were generally tolerant of those who chose to remain loyal to the imperial church. (en)
- Dalam Kekristenan pada abad ke-5, terdapat beberapa perkembangan yang berujung pada penghimpunan gereja negara Kekaisaran Romawi. Kaisar Theodosius II menyerukan dua sinode di Efesus, satu pada 431 dan satu pada 449, yang menyampaikan ajaran-ajaran Patriark Konstantinopel Nestorius dan ajaran-ajaran serupa. Nestorius mengajarkan bahwa alam ilahi dan manusia Kristus adalah sosok yang berbeda, dan sehingga Maria adalah bunda Kritus namun bukanlah bunda Allah. Konsili tersebut menolak pandangan Nestorius yang menyebabkan beberapa gereja, yang terpusat pada , menjadi sebuah gereja kekaisarannya. Ditindas di Kekaisaran Romawi, beberapa Nestorian kabur ke Persia dan bergabung dengan Gereja Sasaniyah (kelak Gereja dari Timur) sehingga menjadikannya pusat Nestorianisme. Pada akhir abad ke-5, populasi Kristen global berjumlah sekitar 10-11 juta. Pada 451, diadakan untuk mengklarifikasi masa tersebut lebih lanjut. Konsili tersebut secara mutlak menyatakan bahwa alam ilahi dan manusia Kristen terpisah namun keduanya adalah bagian dari entitas tunggal, sebuah sudut pandang yang ditolak oleh beberapa gereja yang menyebut diri mereka sendiri sebagai . Skisma yang timbul membentuk persekutuan gereja-gereja, yang meliputi gereja-gereja Armenia, Siria dan Mesir, yang sekarang dikenal sebagai Ortodoks Oriental. Namun, disamping skisma-skisma tersebut, gereja kekaisaran masih mewakili mayoritas umat Kristen di Kekaisaran Romawi. Pada akhir abad ke-4, Kekaisaran Romawi secara efektif terbagi menjadi dua negara meskipun ekonomi dan Gereja-nya masih memiliki ikatan kuat. Keduanya menunjukkan bahwa kekaisaran tersebut sering kali memiliki perbedaan budaya, terutama pemakaian luas bahasa Yunani di Kekaisaran Timur dan pemakaian bahasa Yunani yang lebih terbatas di Barat (Yunani dipakai di Barat namun Latin menggantikannya sebagai bahasa pengantar). Pada abad ke-5, para cendekiawan di Barat mulai meninggalkan bahasa Yunani dan menggantinya dengan bahasa Latin. Gereja di Roma mulai mendorong pemakaian bahasa Latin di provinsi-provinsi barat dan menerbitkan Vulgata karya Hieronimus, terjemahan terotorisasi pertama Alkitab dalam bahasa Latin. Pada waktu yang sama saat perubahan terjadi, Kekaisaran Barat mulai secara cepat. Suku-suku Jermanik, terutama Goth, secara bertahap merebut provinsi-provinsi barat. Suku-suku Jermanik Arian mendirikan sistem gereja dan uskup mereka sendiri di provinsi-provinsi barat namun umumnya toleran terhadap orang-orang memilih tetap setia kepada gereja kekaisaran. (in)
|
rdfs:comment
|
- In the 5th century in Christianity, there were many developments which led to further fracturing of the State church of the Roman Empire. Emperor Theodosius II called two synods in Ephesus, one in 431 and one in 449, that addressed the teachings of Patriarch of Constantinople Nestorius and similar teachings. Nestorius had taught that Christ's divine and human nature were distinct persons, and hence Mary was the mother of Christ but not the mother of God. The Council rejected Nestorius' view causing many churches, centered on the School of Edessa, to a Nestorian break with the imperial church. Persecuted within the Roman Empire, many Nestorians fled to Persia and joined the Sassanid Church (the future Church of the East) thereby making it a center of Nestorianism. By the end of the 5th cent (en)
- Dalam Kekristenan pada abad ke-5, terdapat beberapa perkembangan yang berujung pada penghimpunan gereja negara Kekaisaran Romawi. Kaisar Theodosius II menyerukan dua sinode di Efesus, satu pada 431 dan satu pada 449, yang menyampaikan ajaran-ajaran Patriark Konstantinopel Nestorius dan ajaran-ajaran serupa. Nestorius mengajarkan bahwa alam ilahi dan manusia Kristus adalah sosok yang berbeda, dan sehingga Maria adalah bunda Kritus namun bukanlah bunda Allah. Konsili tersebut menolak pandangan Nestorius yang menyebabkan beberapa gereja, yang terpusat pada , menjadi sebuah gereja kekaisarannya. Ditindas di Kekaisaran Romawi, beberapa Nestorian kabur ke Persia dan bergabung dengan Gereja Sasaniyah (kelak Gereja dari Timur) sehingga menjadikannya pusat Nestorianisme. Pada akhir abad ke-5, popu (in)
|