[go: up one dir, main page]
More Web Proxy on the site http://driver.im/Lompat ke isi

Prasasti Lobu Tua

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Prasasti Lobu Tua, atau Prasasti Barus,[1] adalah sebuah prasasti dalam bahasa Tamil, yang ditemukan pada tahun 1873 di Desa Lobu Tua, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.[2] Prasasti ini berangka tahun Saka 1010 atau 1088 Masehi.[2] Prasasti ini dilaporkan dalam Madras Epigraphy Report tahun 1891-1892 oleh E. Hultzsch, ahli epigrafi Inggris di India.[2]

Prasasti ini menyebutkan tentang adanya suatu serikat dagang bangsa Tamil di daerah Barus.[3] Serikat dagang tersebut disebutkan bernama "Yang Ke Lima Ratus dari Seribu Arah" (Disai-Ayirattu- Ainnurruvar).[3][4] Menurut Prof. Y. Subbarayalu dari Universitas Thanjavur, serikat dagang ini yang bernama lain Ayyavole, juga meninggalkan prasasti berbahasa Tamil pula di Aceh.[5] Di Barus, mereka membeli berbagai komoditas dari penduduk setempat, dan kepada para anggotanya menarik cukai berupa emas yang didasarkan pada harga kasturi, dengan objek cukainya adalah kapal, nakhoda, dan kevi.[3] Menurut laporan, pada tahun 1900-an juga pernah ditemukan arca Buddha dalam bentuk torso yang terbuat dari batu granit merah, yang saat ini sudah hilang.[3] Adanya arca tersebut di Barus menimbulkan dugaan bahwa komunitas Tamil di sana sudah bersifat permanen atau semi permanen, sehingga memiliki tempat peribadatannya sendiri.[3]

Saat ini, 7/8 bagian prasasti tersimpan di Museum Nasional Indonesia dan 1/8 bagian lainnya masih berada di Lobu Tua.[6] Selain prasasti, di Lobu Tua juga ditemukan beberapa sumur tua berbentuk silinder yang sudah kering.[7][8]

Teks prasasti

[sunting | sunting sumber]

Teks Prasasti Lobu Tua adalah sebagai berikut:[9]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Pradjoko & Utomo 2013, hlm. 92.
  2. ^ a b c Claude Guillot 2002, hlm. 17.
  3. ^ a b c d e Pradjoko & Utomo 2013, hlm. 99-100.
  4. ^ Mukund 1999, hlm. 30.
  5. ^ Claude Guillot, dkk. 2007, hlm. 289-290.
  6. ^ Susanto Zuhdi 1993, hlm. 71.
  7. ^ Simangungsong, Lister Eva (2020-06-17). Sumatera Utara Dalam Periodisasi. Yayasan Kita Menulis. hlm. 116. ISBN 978-623-6512-20-3. 
  8. ^ Siahaan, Bisuk (2005). Batak Toba: Kehidupan Di Balik Tembok Bambu. Kempala Foundation. hlm. 45. ISBN 978-979-99530-0-1. 
  9. ^ Claude Guillot 2002, hlm. 20.

Referensi

[sunting | sunting sumber]