Pengambilan gambar (pembuatan film)
Dalam pembuatan film, pengambilan gambar atau pick-up adalah pengambilan atau perekaman gambar yang relatif minor/sedikit setelah pengambilan gambar utama, digunakan sebagai materi tambahan. Pengulangan seluruh adegan disebut sebagai reshoot. Kedua jenis pengambilan gambar ini biasanya terjadi setelah isu-isu seputar kontinuitas, logika, atau kualitas teridentifikasi selama proses penyuntingan film. Dengan kata lain, pengambilan gambar tersebut dilakukan beberapa bulan setelah lokasi dibereskan, kostum dan properti disimpan, serta semua pemain film dan kru mungkin telah beralih ke proyek lainnya. Jika masalah ini dapat teridentifikasi selama pengambilan gambar utama, sutradara hanya perlu meminta pengambilan gambar yang berbeda. Oleh karena itu, sutradara dan produser harus berhati-hati memperhitungkan besarnya biaya untuk mengumpulkan kembali para pemain utama dan kru di lokasi—serta apakah pickup atau reshoot benar-benar diperlukan untuk memperbaiki "lubang" pada cerita dalam suntingan akhir.
Beberapa alasan melakukan pickup, yaitu:
- kerusakan peralatan, berkas, atau rekaman mentah (footage);
- kesalahan manusia (human error);
- keinginan sutradara untuk mencoba sesuatu yang berbeda.
Meskipun sering kali pickup menyiratkan adanya masalah dalam proses produksi, namun ternyata pickup dapat direncanakan dan dieksekusi sebagai salah satu cara untuk menghemat biaya produksi. Contohnya, yaitu ketiga film dalam trilogi The Lord of The Rings arahan Peter Jackson, yang difilmkan secara back to back dan sangat memanfaatkan pickup. Ketiga film trilogi The Hobbit, yang juga disutradarai oleh Jackson, menggunakan teknik yang sama.
Siaran berita
[sunting | sunting sumber]Laporan berita menggunakan teknik serupa, yaitu untuk "sisipan" atau "rekaman reaksi", tetapi memiliki konsep yang jelas berbeda. Mereka hanya mengambil gambar baru secara cepat setelah rekaman asli, sementara pickup atau reshoot dibuat jauh setelahnya sebagai sesi rekaman yang sepenuhnya terpisah.
Stasiun berita lokal hanya secara khusus mengirimkan kamera jarak jauh untuk meliput berita, yang dikenal dengan Portable Single Camera (PSC). Setelah rekaman wawancara, jika masih ada waktu (yaitu saat reporter tidak sedang meliput berita penting yang harus segera disiarkan), narasumber kemudian diminta untuk "bereaksi terhadap sejumlah pertanyaan" dan kamera merekam gambar tambahan tersebut. Reaksi dari beberapa sudut selain dari rekaman asli kemudian diedit dalam suntingan akhir wawancara, sehingga terlihat tidak membosankan jika dibandingkan dengan rekaman wawancara dari sudut tunggal.