[go: up one dir, main page]
More Web Proxy on the site http://driver.im/Lompat ke isi

Penambangan bawah laut

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penambangan di laut dalam

Penambangan bawah laut adalah proses pengambilan mineral yang relatif baru yang dilakukan di lantai samudra. Situs penambangan samudra biasanya berada di sekitar kawasan nodul polimetalik atau celah hidrotermal aktif dan punah pada kedalaman 1.400 - 3.700 meter di bawah permukaan laut.[1] Celah tersebut menciptakan deposit sulfida, yang berisikan logam mulia seperti perak, emas, tembaga, mangan, kobalt, dan seng.[2][3] Deposit tersebut ditambang menggunakan pompa hidraulis atau sistem ember yang mengangkut bijih ke permukaan untuk diproses. Mengenai operasi penambangan, penambangan bawah laut memunculkan pertanyaan mengenai kerusakan lingkungan terhadap daerah sekitar.

Sumber daya yang ditambang

[sunting | sunting sumber]

Dasar laut memiliki beragam sumber daya yang layak diambil, termasuk perak, emas, tembaga, mangan, kobalt, dan seng. Bahan-bahan mentah ini ditemukan di berbagai bentuk dasar laut, biasanya memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada tambang di darat.

Mineral dan kedalamannya[1]

Jenis deposit mineral Kedalaman rata-rata SDA yang ditemukan
Nodul polimetalik 4.000 - 6.000 m Nikel, tembaga, kobalt, dan mangan
Kulit mangan 800 - 2.400 m Didominasi kobalt, sebagian vanadium, molibdenum dan platinum
Deposit sulfida 1.400 - 3.700 m Tembaga, timah dan seng, sebagian emas dan perak

Intan juga ditambang dari dasar laut oleh De Beers dan lain-lain. Nautilus Minerals Inc dan Neptune Minerals berencana menambang perairan lepas pantai Papua Nugini dan Selandia Baru.[4]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Ahnert, A., & Borowski, C. (2000). Environmental risk assessment of anthropogenic activity in the deep sea. Journal of Aquatic Ecosystem Stress & Recovery, 7(4), 299. Retrieved from Academic Search Complete database. http://web.ebscohost.com/ehost/pdf?vid=5&hid=2&sid=4b3a30cd-c7ec-4838-ba3c-48ce12f26813%40sessionmgr12
  2. ^ Halfar, Jochen, and Rodney M. Fujita. 2007. "Danger of Deep-Sea Mining." Science 316, no. 5827: 987. Academic Search Complete, EBSCOhost (accessed January 19, 2010) <http://www.sciencemag.org/cgi/content/full/316/5827/987>
  3. ^ Glasby, G P. "Lessons Learned from Deep-Sea Mining." Science Magazine 28 July 2000: 551-53. Web. 20 Jan. 2010. <http://www.sciencemag.org/cgi/content/full/289/5479/551#ref3>
  4. ^ Dan Oancea (2006). Deep-Sea Mining and Exploration http://technology.infomine.com/articles/1/99/deep-sea-mining.undersea-miners.black-smoker/deep-sea.mining.and.aspx Diarsipkan 2017-06-27 di Wayback Machine.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]