Megalit
Megalit adalah batu besar (neologi dari bahasa Yunani: μέγας (megas) berarti besar, dan λίθος (lithos) berarti batu) yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen. Megalit menjadi tanda utama keberadaan tradisi megalitik, tradisi yang muncul di beberapa tempat di bumi. Batu yang digunakan dapat berupa satu batu tunggal (monolit), tumpukan batu besar maupun kecil, atau susunan batu yang diatur dalam bentuk tertentu. Megalit sering kali dipotong atau dipahat terlebih dahulu dan dibuat terkait dengan ritual religius atau upacara-upacara tertentu, seperti kematian atau masa tanam.[1][2][3]
Struktur Megalit
[sunting | sunting sumber]Bentuk-bentuk megalit yang umum ditemukan di berbagai tempat adalah menhir (tugu batu, dapat ditatah atau diukir membentuk figur tertentu), dolmen (meja batu), kubur batu, dan sarkofagus (peti mati dari batu). Dalam tradisi megalit Indonesia, berkembang bentuk-bentuk khas, seperti waruga, arca mayat, dan batu kenong. Di Eropa dibuat pula monumen megalit struktural seperti henge.
Perlu disampaikan bahwa tradisi megalit tidak hanya terkait dengan benda-benda batu besar, tetapi juga struktur ruang semacam batu lingkar (batu kandang), punden berundak, kubur lorong, marae, dan bukitan (seperti Hügelgraber). Selain itu, ritual/upacara dan kepercayaan terhadap suatu kekuatan tertentu menjadi bagian tak wujud dari tradisi megalit, sehingga bersama temuan megalit sering pula terdapat benda-benda logam, kayu, maupun gerabah (misalnya tempayan) terkait upacara.
Megalit di Indonesia
[sunting | sunting sumber]Tradisi pendirian megalitik di Indonesia sangat erat kaitannya dengan pemujaan nenek moyang. Bangunan atau monumen yang didirikan menjadi bentuk penghormatan seorang yang telah mati. Bangunan tersebut menjadi medium penghormatan, tempat singgah, dan sekaligus lambang si mati.[4]
Terdapat banyak temuan megalit di Indonesia. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut.
- menhir (termasuk yang berukir dan berupa arca)
- dolmen
- kubur batu
- sarkofagus
- waruga
- lumpang batu
- batu dakon
- batu kenong
- Batu lingkar (stone circle)
- Punden Berundak
Menurut R. von Heine Geldern masuknya tradisi megalitik ke Indonesia terjadi dalam dua gelombang besar:
- Megalitik Tua, berusia ±2500-1500 SM
- Megalitik Muda yang berusia 1000 SM
Lokasi penemuan megalit di Indonesia tersebar di pulau-pulau Sumatra (termasuk Nias), Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara (termasuk Bali), dan Sulawesi (Termasuk Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah).
Sumatra
[sunting | sunting sumber]Tempat-tempat yang memiliki banyak megalit di Sumatra terutama berada di kawasan pegunungan. Beberapa di antaranya yang cukup dikenal adalah sebagai berikut.
- Dataran tertinggi Lampung, Kabupaten Lampung Barat, Situs Megalit Batu Brak.
- Dataran tinggi Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (menhir Mahat)
- Dataran Pasemah, Provinsi Lampung
- Dataran tinggi Pagaralam dan Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
- Tapanuli, Provinsi Sumatera Utara
- Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara
Jawa
[sunting | sunting sumber]Peninggalan berupa megalit di Jawa tersebar di beberapa tempat dan kebanyakan di kawasan pegunungan dan dekat dengan aliran sungai. Di antaranya:
- Situs Lebak Cibedug; di Cibeber, Lebak, Provinsi Banten
- Situs Lebak Kosala; di Cipanas, Lebak, Banten
- Situs Sirit Gopar; di Mandalawangi, Pandeglang, Banten
- Situs Batu Kujang; di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat
- Situs Cipari; di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat
- Situs Gunung Padang; di Campaka, Cianjur, Jawa Barat
- Situs Kabuyutan Galuh; di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
- Situs Pasir Angin; di Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat
- Situs Tugu Gede; di Cikakak, Sukabumi, Jawa Barat
- Situs Batu Naga; di Gunung Pojoktiga, perbatasan Kabupaten Kuningan, Brebes dan Cilacap
- Situs Matesih (Watukandang); di Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
- Situs Plawangan; di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
- Gunungkidul (kebudayaan Sungai Oya): Situs Sokoliman, Situs Bleberan, Goa Braholo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Sulawesi
[sunting | sunting sumber]Banyak tempat di Sulawesi yang memiliki benda-benda megalit, bahkan sebagian masih terpelihara.
- Taman Nasional Lore Lindu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Merupakan salah satu megalitikum terbaik di Indonesia)
- Bori Kalimbuang, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara
[sunting | sunting sumber]- Kampung Bena, Tiwuriwu, Aimere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.
- Desa Tarung, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur
- Kampung Pasunga, Waibakul, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Glossary Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine.. McGraw-Hill Higher Education.
- ^ Glossary Diarsipkan 2009-01-11 di Wayback Machine.. labyrinth.net.au.
- ^ Glossary Diarsipkan 2005-09-17 di Wayback Machine.. wordnet.princeton.edu.
- ^ Soejono, R.P. dkk. 2010. Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Prasejarah Indonesia Jakarta: Balai Pustaka
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Dolmens, Menhirs & Stones-Circles in the South of France
- (Inggris) Megaliths in Charente-Maritime, France Diarsipkan 2010-04-28 di Wayback Machine.
- (Inggris) Dolmen Path - Russian Megaliths Diarsipkan 2007-01-10 di Wayback Machine.
- (Inggris) The Megalithic Portal and Megalith Map
- (Inggris) Index of Megalithic monuments in Ireland Diarsipkan 2017-02-06 di Wayback Machine.
- (Inggris) The Modern Antiquarian
- (Inggris) Pretanic World - Megaliths and Monuments Diarsipkan 2012-03-12 di Wayback Machine.
- (Inggris) Modern Megalith-Building