Api (unsur klasik)
Hinduisme (Tattva) dan
|
Api menjadi sebuah bagian berpengaruh dari seluruh budaya dan agama dari zaman pra-sejarah sampai zaman modern dan merupakan objek penting dari pengembangan sipilisasi. Elemen tersebut digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda sepanjang sejarah, tetapi secara khusus sebagai konstan metafisika di dunia.
Tradisi Yunani dan Romawi
[sunting | sunting sumber]Api adalah salah satu dari empat elemen klasik dalam ilmu pengetahuan dan fisafat Yunani kuno.
Tradisi India
[sunting | sunting sumber]Agni adalah sebuah deitas Hindu dan Weda. Kata agni adalah kata Sanskerta untuk api (pengucapan), yang mirip dengan kata Latin ignis (turunan dari kata Inggris ignite), Rusia огонь (api), yang dibaca agon. Agni memiliki tiga bentuk: api, petir dan matahari.
Agni adalah salah satu dewa Eda paling berpengaruh.
Dalam tradisi India, api juga dihubungkan dengan Surya atau Matahari dan Mangala atau Mars, dan dengan arah tenggara.
Freemasonry dan tradisi lain
[sunting | sunting sumber]Elemen api muncul dalam kisah-kisah mitologi di seluruh dunia, biasanya dalam kisah-kisah yang berkaitan dengan matahari.
Di Asia Timur, api diwakilkan dengan Burung Vermilion, yang dikenal sebagai 朱雀 (Zhū Què) dalam bahasa Tionghoa, Suzaku dalam bahasa Jepang dan Ju-jak (주작, Hanja:朱雀) dalam bahasa Korea.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Catatan
[sunting | sunting sumber]Bacaan tambahan
[sunting | sunting sumber]- Frazer, Sir James George, Myths of the Origin of Fire, London: Macmillan, 1930.
- Freeman, Kathleen & Diels, Hermann; Ancilla to the Pre-Socratic Philosophers: a complete translation of the fragments in Diels, Fragmente der Vorsokratiker. ISBN 978-1-60680-256-4. Cambridge: Harvard University Press, [1948] 1970.