Pengkhotbah 12
Pengkhotbah 12 (disingkat Pkh 12) adalah bagian terakhir dari Kitab Pengkhotbah dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Secara tradisional diyakini digubah oleh raja Salomo, putra raja Daud.[1][2][3]
Pengkhotbah 12 | |
---|---|
Kitab | Kitab Pengkhotbah |
Kategori | Ketuvim |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Lama |
Urutan dalam Kitab Kristen | 21 |
Teks
sunting- Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
- Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Gulungan Laut Mati.
- Pasal ini dibagi atas 14 ayat, termasuk bagian penutup.[4]
Struktur
suntingTerjemahan Baru (TB) membagi pasal ini:
- Pengkhotbah 12:1–8 = Nasihat bagi pemuda-pemudi (lanjutan dari Pengkhotbah 11:9–10)
- Pengkhotbah 12:9–14 = Akhir kata
Ayat 5
sunting- Juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi--karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan (TB)[5]
- "Pohon badam" dari bahasa Ibrani: שָׁקֵד shaqed. Tumbuhan dengan nama ilmiah: Amygdalus communis (=Prunus dulcis).[6]
Ayat 13
sunting- Terjemahan Baru: Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. (TB)[7]
Seluruh kitab Pengkhotbah harus dipahami dengan mengingat ayat penutup ini. Salomo mulai dengan penilaian yang sinis tentang hidup sebagai sia-sia, tetapi dia berakhir dengan nasihat serius tentang di mana makna hidup dapat ditemukan. "Takut akan Allah", kasih kepada Dia dan Firman-Nya, serta ketaatan kepada perintah-perintah-Nya membawa tujuan dan kepuasan yang tidak dapat ditemukan melalui cara yang lain.[8]
Ayat 14
sunting- Terjemahan Baru: Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat. (TB)[9]
Sebagai kata terakhir, Salomo mengingatkan pembaca akan suatu kebenaran yang serius dan abadi: setiap orang harus bertanggung jawab kepada Allah atas semua perbuatannya. Tuhan akan menilai masing-masing orang, baik orang percaya dan orang tidak percaya, dan akan menghakimi semua perbuatannya apakah baik atau jahat (bandingkan Roma 14:10,12; 2 Korintus 5:10; Wahyu 20:12–13). Orang tidak akan dibenarkan pada hari penghakiman jikalau ia telah mengabaikan atau menolak kasih karunia Allah.[8]
Referensi
sunting- ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius. Hlm 648.
- ^ W.S. Lasor. 2005. Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 145.
- ^ Emanuel Gerrit Singgih. 2001. Hidup di Bawah Bayang-Bayang Maut: Sebuah Tafsir Kitab Pengkhotbah. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
- ^ The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
- ^ Pengkhotbah 12:5 - Sabda.org
- ^ Biblehub - Ecclesiastes 12:5
- ^ Pengkhotbah 12:13 - Sabda.org
- ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Pengkhotbah 12:14 - Sabda.org
Pranala luar
sunting
- (Indonesia) Teks Pengkhotbah 12 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Pengkhotbah 12
- (Indonesia) Referensi silang Pengkhotbah 12
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Pengkhotbah 12
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Pengkhotbah 12