[go: up one dir, main page]
More Web Proxy on the site http://driver.im/

Gunung Kilimanjaro

gunung di Tanzania
(Dialihkan dari Kilimanjaro)

Gunung Kilimanjaro (bahasa Swahili: kilima, gunung; njaro, bercahaya) atau dulu disebut Kaiser-Wilhelm-Spitze adalah gunung di timur laut Tanzania. Gunung ini adalah salah satu gunung tertinggi di dunia yang berdiri bebas,[7] tingginya 4.600 m bila diukur dari kaki gunung.

Gunung Kilimanjaro
Puncak Kibo dari Kilimanjaro
Titik tertinggi
Ketinggian5,895 m (19,34 ft)[1][2]
Puncak5,885 m (19,31 ft)[3]
Ranked 4th[4]
Masuk dalam daftar
Koordinat03°04′33″S 37°21′12″E / 3.07583°S 37.35333°E / -3.07583; 37.35333
Geografi
Gunung Kilimanjaro di Tanzania
Gunung Kilimanjaro
Gunung Kilimanjaro
Lokasi Gunung Kilimanjaro di Tanzania
LetakKawasan Kilimanjaro, Tanzania
PegununganPegunungan Retakan Timur
Peta topografiKilimanjaro map and guide oleh Wielochowski[5]
Geologi
Usia batuan3 juta tahun
Jenis gunungStratovolcano
Letusan terakhirAntara 150,000 dan 200,000 tahun lalu
Pendakian
Pendakian pertama6 Oktober 1889 oleh Hans Meyer dan Ludwig Purtscheller
Rute termudahPendakian
Kilimanjaro dilihat dari luar angkasa, menunjukan zona vegetasinya yang beraneka ragam.[6]
Pemandangan udara Gunung Kilimanjaro pada Desember 2009

Puncak Kilimanjaro sekaligus merupakan puncak tertinggi di Afrika, dengan ketinggian 5.895 meter di atas permukaan laut. Gunung ini juga disebut Kilima Dscharo atau Oldoinyo Oibor yang berarti gunung putih dalam bahasa Masai.[8]

Kilimanjaro adalah gunung api strato raksasa yang sekarang tidak aktif, namun memiliki fumarol yang mengeluarkan gas di kawah yang terletak di puncak utama Kibo. Di Tanzania, puncak Kibo dikenal sebagai Puncak Uhuru.[9] Pada tahun 2003, vulkanolog Jerman bernama Volker Lorenz memperkirakan es cair terdapat di bawah permukaan kawah pada kedalaman 121,9 m (400 kaki).[10]

Toponim

sunting
 
Peta bersejarah dengan "Kilima-Ndscharo" selama Afrika Timur Jerman pada tahun 1888.

Asal usul nama Kilimanjaro tidak diketahui, tetapi terdapat sejumlah teori. Penjelajah Eropa telah mengadopsi nama tersebut pada tahun 1860 dan melaporkan bahwa Kilimanjaro adalah nama gunung Kiswahili.[11] The Nuttall Encyclopædia edisi 1907 juga mencatat nama gunung tersebut sebagai Kilima-Njaro.[12]

Johann Ludwig Krapf menulis pada tahun 1860 bahwa bahasa Swahili di sepanjang pantai disebut gunung Kilimanjaro. Meskipun dia tidak menawarkan dukungan apa pun,[13] dia mengklaim bahwa Kilimanjaro berarti gunung kebesaran atau gunung karavan. Di bawah arti yang terakhir, kilima berarti gunung dan jaro berarti karavan.[11] Jim Thompson mengklaim pada tahun 1885, sekali lagi tanpa dukungan,[13] bahwa istilah Kilima-Njaro "secara umum dipahami sebagai" gunung (kilima) keagungan (njaro). Dia juga menyarankan "meskipun bukan tidak mungkin itu berarti" gunung putih.[14]

Garis besar

sunting
 
Pemandangan Kilimanjaro dari Taman Nasional Amboseli

Titik tertinggi adalah Puncak Uhuru yang tingginya 5.895 meter, dan merupakan salah satu dari Tujuh Puncak Gunung Tertinggi Dunia. Di atasnya terdapat kawah yang lebarnya 2,4 kilometer. Johannes Kinyala Lauwo dari korps pengintai angkatan darat Marangu adalah orang pertama yang berhasil mencapai Puncak Uhuru, dan berhasil mendakinya berulang-ulang hingga 9 kali. Orang asing pertama yang berhasil mencapai Puncak Uhuru adalah Hans Meyer, pendaki dari Jerman, dan Ludwig Purtscheller pendaki dari Austria. Mereka berdua dipandu Johannes Lauwo sampai ke Puncak Uhuru pada 6 Oktober 1889. Dua puncak Kilimanjaro yang lain adalah Puncak Mawenzi (5.149 m) dan Puncak Shira (3.962 m). Puncak Mawenzi adalah puncak ke-3 tertinggi di Afrika setelah Gunung Kenya. Pada tahun 1889, pemerintah Jerman memberi hadiah rumah bagi Johannes Lauwo di Ashira Marangu atas jasanya sebagai pemandu dalam ekspedisi yang dipimpin Hans Meyer. Kerabat Johannes Lauwo yang bernama Trilas Lauwo (1952-) juga menjadi wanita Tanzania pertama yang mencapai Puncak Uhuru lewat rute Mweka pada tahun 1972.

Pendakian Puncak Mawenzi memerlukan keterampilan panjat tebing sekaligus panjat perbukitan es dan salju. Pendakian ke Puncak Uhuru terbilang tidak ruwet, tetapi perlu waktu yang cukup untuk melakukan aklimatisasi agar tidak terkena penyakit ketinggian. Tiga rute termudah: Marangu, Rongai, dan Machame, bahkan bisa didaki siapa saja yang berbadan sehat tanpa perlu pengalaman mendaki gunung. Pendaki dianjurkan membawa obat-obatan untuk mencegah penyakit ketinggian yang diminum ketika sedang sakit kepala akibat ketinggian. Pendaki yang mengambil rute Marangu biasanya perlu 4-5 hari untuk sampai di puncak.

 
Hutan sepanjang rute pendakian Marangu

Di sepanjang rute pendakian tersedia pondok-pondok dengan fasilitas untuk memasak dan mandi. Beberapa pondok di antaranya bahkan memiliki aliran listrik. Tahap terakhir pendakian, dari pondok Kibo di ketinggian 4.720 m hingga sampai di puncak biasanya dijalani di malam hari ketika batu-batu kecil menjadi berkelompok karena membeku, dan jalan lebih mudah dilewati. Pendaki biasanya sudah sampai di Titik Gilman di pinggiran kawah sekitar jam lima atau jam enam pagi. Dari sana hanya perlu 1½ jam lagi untuk sampai di Puncak Uhuru. Pendaki yang masih kuat berjalan dapat melanjutkan perjalanan di bawah hangatnya sinar matahari. Setiap tahunnya, Kilimanjaro dikunjungi sekitar 15.000 pendaki, dan 40% di antaranya berhasil sampai ke puncak.

Di puncak gunung terdapat papan ucapan dalam bahasa Inggris dari pemerintah Tanzania: "Congratulations! You are now at Uhuru Peak, Tanzania, 5,895 m. AMSL. Africa's Highest Point. World's Highest Free-Standing Mountain. One of World's Largest Volcanos. Welcome." (Selamat! Anda sudah sampai di Puncak Uhuru, Tanzania, 5.895 m dpl. Titik tertinggi di Afrika. Gunung berdiri bebas tertinggi di dunia. Salah satu kawah terbesar di dunia. Selamat Datang)". Papan ini sering ditempeli stiker oleh para pendaki yang berhasil sampai di puncak. Di dekat papan terdapat sebuah kotak berisi buku tamu untuk diisi para pendaki.

Sewaktu menjalani tahap-tahap pendakian, pendaki bisa merasakan hampir semua jenis iklim yang ada di bumi. Gunung ini sangat tinggi walaupun terletak di ekuator, sehingga puncaknya selalu diselimuti salju abadi.

Kilimanjaro adalah titik tertinggi di dunia yang dilayani jaringan telepon genggam GSM.[15] Pelanggan telepon genggam Vodacom (anak perusahaan Vodafone) masih bisa menelepon dari atas sana.

Kondisi pendakian

sunting
 
Gletser Furtwängler di dekat puncak yang semakin menipis

Gunung Kilimanjaro sekarang mulai kehilangan salju yang menyelimuti puncaknya. Gletser yang menyelimuti puncak gunung ini sejak 11.700 tahun yang lalu semakin menipis. Dibandingkan dengan abad lalu, volume es di puncak Kilimanjaro sudah berkurang lebih dari 80%,[16] dan penelitian yang dipimpin seorang paleoklimatologis dari Ohio State University bernama Lonnie Thompson[17] memperkirakan salju yang menyelimuti puncak gunung ini akan menghilang sekitar tahun 2015 hingga 2020.[18][19]

Mulai bulan Januari 2006, rute pendakian Western Breach ditutup oleh pemerintah Tanzania setelah terjadi longsoran batu yang mengakibatkan tewasnya 4 orang pendaki di kemah Arrow Glacier. Longsor diperkirakan terjadi akibat pecahnya batu-batuan di daerah tersebut yang tidak lagi membeku secara permanen.

Rute-rute pendakian resmi:

  • Machame
  • Marangu
  • Rongai
  • Lemosho
  • Umbwe
  • Shira
  • Mweka (hanya untuk turun)

Referensi

sunting
  1. ^ "Kilimanjaro National Park". Tanzania National Parks. Tanzania National Parks. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2012. Diakses tanggal 16 July 2015. 
  2. ^ "Kilimanjaro National Park". World Heritage List. UNESCO World Heritage Centre. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-23. Diakses tanggal 16 July 2015. 
  3. ^ "Kilimanjaro". Peakbagger.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-12. Diakses tanggal 16 August 2012. 
  4. ^ "World Peaks with 4000 meters of Prominence". Peakbagger.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-30. Diakses tanggal 8 November 2015. 
  5. ^ Kilimanjaro Map and tourist Guide (Peta) (edisi ke-4th). 1:75,000 with 1:20,000 and 1:30,000 insets. EWP Map Guides. Kartografi oleh EWP. EWP. 2009. ISBN 0-906227-66-6. 
  6. ^ The Zones of Kilimanjaro, NASA Earth Observatory, 2016
  7. ^ "SRTM Tanzania Images (deskripsi Kilimanjaro atau Kilima Njaro)". Jet Propulsion Laboratory, California Institute of Technology. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-23. Diakses tanggal 2007-02-20. 
  8. ^ "Over Kilimanjaro". Universities Space Research Association (USRA) Earth System Science Education (ESSE) program. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-04-07. Diakses tanggal 2007-02-20. 
  9. ^ "Kilimanjaro Mungkin Kehilangan Saljunya Tahun 2020". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2007-02-20. 
  10. ^ "Volcano Above the Clouds". PBS Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-27. Diakses tanggal 2007-02-20. 
  11. ^ a b Johann Ludwig Krapf; Ernest George Ravenstein (1860). Travels, Researches, and Missionary Labours, During an Eighteen Years' Residence in Eastern Africa: Together with Journeys to Jagga, Usambara, Ukambani, Shoa, Abessinia and Khartum, and a Coasting Voyage from Nombaz to Cape Delgado. Trübner and Company, Paternoster Row. hlm. 255. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-16. Diakses tanggal 2016-10-04. 
  12. ^ James Wood (1907). "Kilima-Njaro". 1907 Nuttall Encyclopædia of General Knowledge. fromoldbooks.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 April 2015. Diakses tanggal 16 July 2015. 
  13. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Hutchinson
  14. ^ Thomson, Joseph (1887). "Through Masai land: a journey of exploration among the snowclad volcanic mountains and strange tribes of eastern equatorial Africa, authored by Johann Ludwig Krapf and Ernest George Ravenstein, Low, Marston, Searle, & Rivington, London, 1887". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-23. Diakses tanggal 2016-10-04. 
  15. ^ "Vodacom's milestones of the last decade, 10 years of service excellence". vodacom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-13. Diakses tanggal 2007-02-20. 
  16. ^ "Melting snows of Kilimanjaro". NASA Goddard Space Flight Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-11-07. Diakses tanggal 2007-02-20. 
  17. ^ Krajick, Kevin. "Glaciology: Ice Man: Lonnie Thompson Scales the Peaks for Science". Science. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-28. Diakses tanggal 2007-02-20. 
  18. ^ "African Ice Core Analysis Reveals Catastrophic Droughts, Shrinking Ice Fields and Civilization Shifts". Ohio State University Research News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-03-13. Diakses tanggal 2007-02-20. 
  19. ^ Lonnie G. Thompson; et al. "Kilimanjaro Ice Core Records: Evidence of Holocene Climate Change in Tropical Africa". Ohio State University Research News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-03-13. Diakses tanggal 2007-02-20. 

Pranala luar

sunting

spam pranala