Jam Kiamat
Jam Kiamat (bahasa Inggris: Doomsday Clock) adalah jam simbolis yang mewakili kemungkinan risiko bencana global buatan manusia. Simbol ini dikelola sejak tahun 1947 oleh Bulletin of the Atomic Scientists di University of Chicago, Amerika Serikat. Semakin dekat mereka mengatur jam hingga tengah malam, semakin dekat mereka percaya dunia mengalami bencana global.
Pada awalnya, Jam Kiamat, yang menggantung pada dinding kantor Bulletin of the Atomic Scientists di University of Chicago,[1] menggambarkan ancaman perang nuklir global, namun sejak tahun 2007 jam tersebut juga mencerminkan perubahan iklim[2] dan perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan yang dapat menimbulkan bahaya yang tidak dapat diatasi.[3] Mencerminkan peristiwa internasional yang berbahaya bagi manusia, jarum jam ini telah berkali-kali disesuaikan sejak diluncurkan pada tahun 1947, ketika jam pertama kali ditetapkan pada tujuh menit menuju tengah malam (23:53).
Sejarah
suntingAsal usul Jam Kiamat dapat ditelusuri dari kelompok peneliti internasional yang disebut Chicago Atomic Scientists yang telah berpartisipasi dalam Proyek Manhattan.[1] Setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, mereka mulai menerbitkan nawala stensilan, dan kemudian buletin. Sejak awal, jam tersebut telah digambarkan pada setiap sampul majalah Bulletin of the Atomic Scientists. Penggambaran pertama adalah pada tahun 1947, ketika pendiri majalah Hyman Goldsmith meminta seniman Martyl Langsdorf (istri pembantu penelitian Proyek Manhattan dan penandatangan petisi Szilárd Alexander Langsdorf, Jr.) untuk mendesain sampul untuk edisi Juni 1947 di majalah tersebut.
Pada Januari 2007, desainer Michael Bierut, yang menjadi dewan pengurus Bulletin, mendesain ulang jam untuk memberikan nuansa lebih modern. Pada tahun 2009, majalah ini berhenti menerbitkan edisi cetak dan merupakan publikasi pertama di Amerika Serikat yang berpindah media menjadi digital; jam tersebut kini dapat dijumpai sebagai bagian dari logo pada situs webnya. Informasi tentang simposium tahunan Jam Kiamat,[4] pengaturan jam dari masa ke masa,[5] juga pertunjukan multimedia tentang sejarah dan budaya jam[6] dapat ditemukan di situs web Bulletin.
Perubahan waktu
suntingPada tahun 1947, selama Perang Dingin, jam tersebut dimulai tujuh menit sampai tengah malam, dan kemudian maju atau mundur sesuai keadaan dunia dan prospek perang nuklir. Pengaturan Jam yang ditentukan oleh Science and Security Board di Bulletin of the Atomic Scientists dan merupakan tambahan untuk esai dalam Bulletin pada urusan global. Jam tersebut tidak diatur tepat saat peristiwa terjadi; alih-alih menanggapi setiap krisis seperti yang terjadi, Science and Security Board bertemu dua kali setiap tahun untuk membahas peristiwa-peristiwa global dengan cara musyawarah. Ancaman perang nuklir terbesar, Krisis Misil Kuba tahun 1962, mencapai krisis, klimaks, dan resolusi sebelum jam dapat diatur untuk mencerminkan bahwa 'kiamat' mungkin akan terjadi.
Tahun | Menit tersisa | Waktu | Perubahan | Alasan | |
---|---|---|---|---|---|
1947 | 7 | 23:53 | — | Setelan pertama pada Jam Kiamat. | |
1949 | 3 | 23:57 | +4 | Uni Soviet menguji bom atom pertamanya, RDS-1, menandakan awal mula perlombaan senjata nuklir. | |
1953 | 2 | 23:58 | +1 | Amerika Serikat dan Uni Soviet menguji perangkat termonuklir satu sama lain selama sembilan bulan. Ini merupakan waktu terdekat dengan tengah malam sejak peluncurannya hingga tahun 2020. | |
1960 | 7 | 23:53 | −5 | Sebagai tanggapan terhadap persepsi kerjasama ilmiah dan peningkatan pemahaman masyarakat tentang bahaya senjata nuklir, serta tindakan politik untuk menghindari "pembalasan besar-besaran", Amerika Serikat dan Uni Soviet bekerja sama dan menghindari konfrontasi langsung dalam konflik regional seperti Krisis Suez 1956. Para ilmuwan dari berbagai negara membantu mendirikan Tahun Geofisika Internasional, rangkaian pengamatan ilmiah terkoordinasi tingkat dunia antara negara-negara yang bersekutu, baik dengan Amerika Serikat maupun Uni Soviet, dan Pugwash Conferences on Science and World Affairs (Konferensi Pugwash pada Ilmu Pengetahuan dan Urusan Dunia), yang memungkinkan para ilmuwan Soviet dan Amerika untuk berinteraksi. | |
1963 | 12 | 23:48 | −5 | Amerika Serikat dan Uni Soviet menandatangani Traktat Pelarangan Sebagian Uji Coba Nuklir, membatasi pengujian nuklir atmosferik. | |
1968 | 7 | 23:53 | +5 | Perang regional: Perang Vietnam meningkat, Perang Enam Hari terjadi pada tahun 1967, dan Perang India-Pakistan 1965 berlangsung. Parahnya, Prancis dan Tiongkok, dua negara yang belum menandatangani Partial Test Ban Treaty, memperoleh dan menguji senjata nuklir—masing-masing tahun 1960 (uji coba nuklir Gerboise Bleue) dan 1964 (uji coba nuklir 596)—untuk menegaskan diri sebagai pemain global dalam perlombaan senjata nuklir. | |
1969 | 10 | 23:50 | −3 | Semua negara di dunia, kecuali India, Pakistan, dan Israel, menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. | |
1972 | 12 | 23:48 | −2 | Amerika Serikat dan Uni Soviet menandatangani SALT I (Strategic Arms Limitation Treaty) dan Traktat Peluru Kendali Anti-Balistik. | |
1974 | 9 | 23:51 | +3 | India menguji perangkat nuklir (Smiling Buddha), SALT II mulai diberlakukan. Amerika Serikat dan Uni Soviet memperbarui MIRV-nya. | |
1980 | 7 | 23:53 | +2 | Akhir yang tidak terduga membuntui pembicaraan AS-Uni Soviet saat Perang Soviet-Afganistan berjalan. Hasilnya, Senat AS menolak untuk meratifikasi perjanjian SALT II antara kedua negara, dan Presiden AS Jimmy Carter menarik Amerika Serikat dari Olimpiade Musim Panas 1980 di Moskow dan mempertimbangkan cara-cara di mana Amerika Serikat dapat memenangkan perang nuklir. | |
1981 | 4 | 23:56 | +3 | Perang Soviet-Afganistan mempersulit sikap nuklir AS. Ronald Reagan menjadi presiden AS, dan membatalkan pembicaraan pengawasan senjata lebih lanjut dengan Uni Soviet serta berpendapat bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri Perang Dingin adalah dengan memenangkannya. | |
1984 | 3 | 23:57 | +1 | Peningkatan lebih lanjut dari perlombaan senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. | |
1988 | 6 | 23:54 | −3 | Amerika Serikat dan Uni Soviet menandatangani perjanjian untuk mengurangi kekuatan nuklir jarak menengah, hubungan mulai membaik. | |
1990 | 10 | 23:50 | −4 | Runtuhnya Tembok Berlin, penghancuran Tirai Besi yang menyegel Eropa Timur, Perang Dingin hampir berakhir. | |
1991 | 17 | 23:43 | −7 | Amerika Serikat dan Uni Soviet menandatangani Traktat Pengurangan Senjata Strategis. Ini merupakan waktu terjauh dengan tengah malam sejak peluncurannya. | |
1995 | 14 | 23:46 | +3 | Pengeluaran militer global berlanjut pada tingkat Perang Dingin; kekhawatiran tentang proliferasi senjata nuklir dan kekuatan pikiran pada negara-negara eks-Soviet. | |
1998 | 9 | 23:51 | +5 | India (Pokhran-II) dan Pakistan (Chagai-I) menguji senjata nuklir dengan agresi pembalasan setimpal; Amerika Serikat dan Rusia mengalami kesulitan dalam mengurangi persediaan nuklir. | |
2002 | 7 | 23:53 | +2 | Sedikit kemajuan pada pelucutan senjata nuklir global, Amerika Serikat menolak sejumlah perjanjian pengendalian senjata dan mengumumkan niatnya untuk menarik diri dari Traktat Peluru Kendali Anti-Balistik, kekhawatiran tentang kemungkinan serangan nuklir teroris karena material nuklir kelas senjata yang tidak aman dan belum diketahui jumlahnya di seluruh dunia. | |
2007 | 5 | 23:55 | +2 | Uji peluru kendali Korea Utara,[7] ambisi nuklir Iran, penekanan baru Amerika pada peralatan militer senjata nuklir, kegagalan mengamankan bahan nuklir secara memadai, dan kemunculan sekitar 26.000 senjata nuklir di Amerika Serikat dan Rusia secara terus-menerus.[8] Beberapa ilmuwan, yang mengkaji bahaya-bahaya yang mengancam peradaban, mulai menambahkan perubahan iklim hingga prospek pemusnahan nuklir sebagai ancaman terbesar bagi umat manusia.[9] | |
2010 | 6 | 23:54 | −1 | Kerjasama seluruh dunia untuk mengurangi persediaan nuklir dan membatasi efek perubahan iklim.[10] Perjanjian New START diratifikasi, baik oleh Amerika Serikat maupun Rusia dan berbagai negosiasi lebih lanjut untuk mengurangi persediaan nuklir kedua negara sudah direncanakan. Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2009 di Kopenhagen, Denmark menghasilkan kesepakatan bahwa negara-negara berkembang dan industri setuju untuk bertanggung jawab atas emisi karbon dan membatasi kenaikan suhu global hingga 2 derajat Celcius. | |
2012 | 5 | 23:55 | +1 | Kurangnya tindakan politik global untuk menarik persediaan senjata nuklir, berpotensi pada munculnya masalah konflik nuklir regional, keamanan atas kekuatan nuklir, dan tantangan perubahan iklim.[11] | |
2015 | 3 | 23:57 | −2 | Kekhawatiran di tengah kurangnya tindakan politik global yang terus berlanjut untuk mengatasi perubahan iklim global, modernisasi senjata nuklir di Amerika Serikat dan Rusia, serta masalah limbah nuklir.[12] | |
2017 | 2 1⁄2 | 23:57:30 | −1⁄2 (−30 detik) |
Tanggapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai senjata nuklir, ancaman perang senjata yang muncul kembali antara AS dan Rusia, dan ekspresi ketidakpercayaan akan kesepakatan ilmiah mengenai perubahan iklim oleh pemerintahan Trump.[13][14][15][16] | |
2018 | 2 | 23:58 | −1⁄2 (−30 detik) |
Kegagalan para pemimpin dunia untuk menghadapi ancaman perang nuklir dan perubahan iklim. Pada tahun 2019, Bulletin menegaskan kembali waktu "dua menit menuju tengah malam", merujuk pada perubahan iklim yang terus berlanjut dan pengabaian upaya AS untuk memimpin dunia menuju dekarbonisasi oleh pemerintahan Trump; penarikan diri AS dari Persetujuan Paris, Rencana Aksi Komprehensif Bersama, dan Traktat Angkatan Nuklir Jarak Menengah; upaya modernisasi nuklir oleh AS dan Rusia; ancaman perang informasi dan bahaya-bahaya lain dari "teknologi disruptif" seperti biologi sintetis, kecerdasan buatan, dan peperangan dunia maya.[17] | |
2020 | 1 2⁄3 (100 detik) |
23:58:20 | −1⁄3 (−20 detik) |
Kegagalan para pemimpin dunia berurusan dengan ancaman perang nuklir yang terus meningkat, seperti berakhirnya Traktat Angkatan Nuklir Jarak Menengah antara Amerika Serikat dan Rusia serta tensi yang meningkat antara AS dan Iran, bersamaan dengan perubahan iklim yang terus berlanjut namun diabaikan. Diumumkan dalam satuan detik, alih-alih menit; ini adalah pendekatan jam yang terdekat dari tengah malam, melampaui tahun 1953 dan 2018.[18] Bulletin menyimpulkan dengan menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa saat ini yang menyebabkan penyesuaian setelan jam merupakan "situasi paling berbahaya yang pernah dihadapi umat manusia." Pada tahun 2021, Bulletin menegaskan kembali setelan "100 menit menuju tengah malam".[19] |
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b Doomsday Clock moving closer to midnight? The Spokesman-Review, 16 Oktober 2006.
- ^ Stover, Dawn. "How Many Hiroshimas Does it Take to Describe Climate Change?". Bulletin of the Atomic Scientists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-03. Diakses tanggal September 26, 2013.
- ^ "'Doomsday Clock' Moves Two Minutes Closer To Midnight". Bulletin of the Atomic Scientists. Diakses tanggal 2013-06-29.
- ^ "Doomsday Clock Symposium". Bulletin of the Atomic Scientists. Diakses tanggal September 10, 2013.
- ^ "Doomsday Clock Timeline". Bulletin of the Atomic Scientists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-16. Diakses tanggal January 14, 2013.
- ^ "A Timeline of Conflict, Culture, and Change". Bulletin of the Atomic Scientists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-10. Diakses tanggal June 20, 2013.
- ^ "The North Korean nuclear test". "Bulletin of the Atomic Scientists". 2009. Diakses tanggal 2009-08-04. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ ""Doomsday Clock" Moves Two Minutes Closer To Midnight". Bulletin of the Atomic Scientists. 2007-01-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-20. Diakses tanggal 2007-01-17.
- ^ "Nukes, climate push 'Doomsday Clock' forward". MSNBC. 2012-01-15. Diakses tanggal 2012-01-15.
- ^ "Timeline of the Doomsday Clock". Bulletin of the Atomic Scientists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-31. Diakses tanggal 2013-10-18. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ "Doomsday Clock moves to five minutes to midnight". Bulletin of the Atomic Scientists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-09. Diakses tanggal 2013-06-29.
- ^ Casey, Michael (22 Januari 2015). "Doomsday Clock moves two minutes closer to midnight". CBS News. Diakses tanggal 23 Januari 2015.
- ^ Science and Security Board Bulletin of the Atomic Scientists. "It is two and a half minutes to midnight" (PDF). Bulletin of the Atomic Scientists. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-01-26. Diakses tanggal 26 Januari 2017.
- ^ "Board moves the clock ahead". Bulletin of the Atomic Scientists (dalam bahasa Inggris). 26 Januari 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-26. Diakses tanggal 26 Januari 2017.
- ^ Holley, Peter; Ohlheiser, Abby; Wang, Amy B. "The Doomsday Clock just advanced, 'thanks to Trump': It's now just 2½ minutes to 'midnight.'". The Washington Post. Diakses tanggal January 26, 2017.
- ^ Bromwich, Jonah Engel (26 Januari 2017). "Doomsday Clock Moves Closer to Midnight, Signaling Concern Among Scientists". The New York Times. Diakses tanggal 26 Januari 2017.
- ^ Mecklin, John (24 Januari 2019). "A new abnormal: It is still 2 minutes to midnight". Bulletin of the Atomic Scientists. Diakses tanggal 24 Januari 2019.
- ^ "Humanity is closer to annihilation than ever before, scientists say". The Independent (dalam bahasa Inggris). 23 Januari 2020. Diakses tanggal 23 Januari 2020.
- ^ "Current Time". Bulletin of the Atomic Scientists (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-07.
Pranala luar
sunting- Bulletin of the Atomic Scientists Diarsipkan 2009-08-05 di Wayback Machine.
- Garis waktu Jam Kiamat Diarsipkan 2013-05-31 di Wayback Machine.