Integral Gauss, juga dikenal dengan nama integral Euler–Poisson, merupakan integral dari fungsi Gauss di sepanjang garis riil. Integral ini dinamai dari matematikawan Jerman Carl Friedrich Gauss, dan dituliskan secara matematis sebagai
Salah satu cara umum menghitung integral Gauss, berdasar pada ide yang dapat ditelusuri kembali ke Poisson,[2] adalah menggunakan sifat:Selanjutnya, pertimbangkan fungsi pada bidang , yang integralnya dapat dihitung menggunakan dua cara:
Di ruas kanan, menggunakan metode kulit (sautu bentuk integral lipat dua dalam koordinat polar), hasil integralnya sama dengan
Integral Gauss dapat dihitung dengan menggabungkan kedua cara tersebut, walau perhatian khusus diperlukan saat berurusan dengan bentuk integral takwajar:Faktor yang ada di ruas kanan berasal dari nilai determinan Jacobi, yang muncul akibat transformasi ke koordinat polar ( adalah ukuran standar pada bidang, yang dinyatakan dalam koordinat polar). Teknik subtitusi juga dilakukan dengan mengambil sehingga
Menggabungkan semua yang telah didapatkan, dihasilkan bentuk sehingga
Penggunaan integral lipat dua takwajar dan menyamakan bentuk kedua ekpresi dapat dijustifikasi sebagai berikut. Pertimbangkan fungsi hampiranJika hasil dari integral konvergen absolut, maka integral tersebut memiliki nilai utama Cauchy; dengan kata lain limit dari akan sama dengan hasil integral tersebut. Untuk melihat itu memang terjadi, pertimbangkan bahwaIni mengartikan integral dapat dihitung cukup dengan menghitung limit dariMenghitung kuadrat dari akan menghasilkan bentukMenggunakan teorema Fubini, integral lipat dua di atas dapat dianggap sebagai integral luas yang dilakukan di petak persegi dengan sudut-sudut pada bidang- Karena fungsi eksponesial bernilai positif untuk sebarang bilangan riil, dapat disimpulkan integrasi yang dilakukan pada daerah lingkaran singgung dalam persegi akan bernilai kurang dari sedangkan integrasi pada daerah lingkaran singgung luar persegi akan lebih besar dari Kedua integrasi tersebut dapat mudah dihitung dengan mengubah sistem koordinat dari Kartesius ke polar:Transformasi ini memiliki determinan Jacobi dan elemen luasDengan demikian, kedua integrasi tadi dapat ditulis sebagaiMengintegrasi ruas kiri dan ruas kanan,Akhirnya, dengan menggunakan teorema apit didapatkan , sehingga integral Gauss
Teknik berbeda, yang berasal dari Laplace (1812),[2] juga dapat digunakan untuk menghitung integral Gauss. Karena fungsi merupakan fungsi genap, hasil integrasi di sepanjang garis riil sama saja dengan dua kali lipat hasil integrasi dari nol sampai takhingga; secara matematis Selanjutnya, dengan menggunakan subtitusidan memperhatikan variabel dan memiliki limit yang sama pada selang integrasi (), bentuk kuadrat dari dapat dijabarkan seperti berikutMenggunakan teorema Fubini untuk menukar urutan integrasi:Alhasil, terbukti .
Integran dalam integral Gauss merupakan fungsi genap, mengartikanJadi, setelah variabel diubah menjadi , bentuk integral tersebut berubah menjadi integral Eulerdengan adalah fungsi gamma. Hal ini memperlihatkan alasan faktorial dari setengah-bilangan-bulat adalah kelipatan rasional dari . Dengan mensubtitusi di integran, dapat dihasilkan bentuk integral yang lebih umum,
Misalkan adalah matriks presisin × n yang simetrik dan definit positif, yang dihasilkan dari invers matriks kovarians. Dapat ditunjukkanDengan melengkapi kuadrat, bentuk di atas dapat diperumum menjadi Fakta ini diterapkan dalam studi terkait distribusi normal multivariat. Selain itu, dengan menyatakan permutasi dari dan faktor tambahan di ruas kanan adalah hasil penjumlahan atas semua pasangan kombinatorik dari salinan .
Alternatif lain,[3]Untuk suatu fungsi analitik, mengasumsikan pertumbuhan fungsi tersebut memenuhi suatu batasan yang masuk akal, dan beberapa kriteria lainnya. Perpangkatan pada operator diferensial dipandang sebagai bentuk deret pangkat.
Menerapkan perubahan basis linier memperlihatkan bahwa integral dari eksponensial dari polinomial homogen pada variabel hanya dapat bergantung pada invarian-SL(n) dari polinomial. Salah satu invarian tersebut adalah diskriminan, akar fungsi yang menandai singularitas integral. Sayangnya, integral tersebut juga dapat bergantung pada invarian lainnya.[4]