[go: up one dir, main page]
More Web Proxy on the site http://driver.im/

Engklek

permainan tradisional

Engklek[1] atau permainan jingkat-jingkat merupakan permainan anak-anak tradisional. Permainan engklek biasanya dimainkan dengan dua sampai lima orang peserta.

Ilustrasi permainan tradisional Éngklék dalam lukisan Dolanan Éngklék (1998) oleh pelukis Indonesia Ahmad Su'udhi

Sejarah

sunting

Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, baik di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Di setiap daerahnya dikenal dengan nama yang berbeda. Terdapat dugaan bahwa nama permainan ini berasal dari "zondag-maandag" yang berasal dari Belanda dan menyebar ke nusantara pada zaman kolonial.

Di Jawa, permainan ini disebut engklek dan biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan. Permainan yang serupa dengan peraturan berbeda di Britania Raya disebut dengan hopscotch. Permainan hopscotch tersebut diduga sangat tua dan dimulai dari zaman Kekaisaran Romawi.

Peristilahan

sunting

"Engklek" di berbagai tempat di Indonesia juga disebut sebagai marpicek (akb dan btm), engklek (Jv dan Bew), betengan (Bew), sandah atau sandah-mandah (Sd), dende, sunda mandah atau ciplak gunung.

Cara bermain

sunting

Peserta permainan ini melompat menggunakan satu kaki disetiap petak-petak yang telah digambar sebelumnya di tanah.[2]

Untuk dapat bermain, setiap anak harus berbekal gacuk yang biasanya berupa sebentuk pecahan genting, yang juga disebut kreweng, yang dalam permainan, kreweng ini ditempatkan di salah satu petak yang tergambar di tanah dengan cara dilempar, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak / ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.

Pemain yang telah menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu, berhak memilih sebuah petak untuk dijadikan "sawah" mereka, yang artinya di petak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak itu dengan kedua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan. Peserta yang memiliki kotak paling banyak adalah yang akan memenangkan permainan ini.

Referensi

sunting
  1. ^ "Arti kata engklek". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 13 Oktober 2020. 
  2. ^ Nugraha, Jevi (21 April 2020). Nugraha, Jevi, ed. "9 Jenis Permainan Tradisional Indonesia yang Perlu Dilestarikan". Merdeka.com. Diakses tanggal 3 Mei 2020.