Bahasa Assam
Bahasa Assam, Assamiya, Cingalese, atau Canarese dan dalam bahasa setempat disebut Osomiya merupakan anak cabang bahasa Indo-Arya paling timur dengan penutur kurang lebih 14 juta jiwa.
Daerah persebaran
suntingBahasa Assam dituturkan terutama di negara bagian Assam, India terbentang dari Lakhimpur di timur, hingga Goalpara di ujung barat. Bahasa ini juga dituturkan di Nepal, Bhutan dan Bangladesh
Sejarah bahasa
suntingPerkembangan bahasa Assam terbagi atas tiga fase:
- Bahasa Assam Awal
- Bahasa Assam Madya
- Bahasa Assam Modern
Bahasa Assam Awal (abad 14-16 Masehi)
suntingPeriode ini dibagi atas dua bagian yakni: pra-Vaishnava, dan Vaishnava. Penulis pertama yang dikenal pada masa itu adalah Hema Sarasvati yang menulis puisi kecil berjudul “Prahraada Charita”. Kemudian pada masa raja Indranarayana dari Kamatapur, dua sastrawan yakni Harihara Vipra dan Kaviratna Sarasvati menyusun Asvamedha Parva dan Jayadratha Vadha. Sastrawan lain seperti Rudra Kandali juga menerjemahkan ‘Drona Parva’ ke dalam bahasa Assam. Akan tetapi, karya yang paling terkenal sepanjang masa pra-Vaishnava adalah terjemahan Ramayana ke dalam bahasa Assam yang dibuat oleh Madhava Kandali, di bawah pengawasan Mahamanikya, raja Jayantapura. Sedangkan karya yang dibuat pada era Vaishnava adalah karya Sankara Deva (lahir 1449 M) yakni Braja-Buli
Bahasa Assam Pertengahan== (abad 17-19 Masehi)
suntingPeriode ini ditandai dengan berkuasanya kerajaan Ahom. Pada mulanya, Ahom menggunakan bahasa yang terkait dengan keluarga Sino-Tibet. Namun ketika orang Ahom beralih menggunakan bahasa Assam, maka banyak kisah-kisah kerajaan yang ditulis ke dalam bahasa ini. Diantaranya Buranji yang melenceng dari kisah-kisah keagamaan.
Bahasa Assam Modern (abad 19-sekarang)
suntingDitandai dengan penerbitan injil dalam bahasa ini oleh para misionaris Baptis Amerika pada tahun 1819 M. Misionaris tersebut menggunakan dialek Sibsagar dari timur Assam sebagai bahasa baku. Para misionaris ini kemudian membuat suatu penerbitan bulanan yang dinamai Arunodaya pada tahun 1846 M kemudian dilanjutkan dengan diterbitkannya buku tata bahasa Assam untuk pertama kalinya pada tahun 1848 M, oleh N.Brown, sedangkan kamus Assam-Inggris untuk pertama kalinya ditulis oleh M.Bronson pada tahun 1867. Dari sinilah kemudian bahasa Assam dijadikan sebagai bahasa resmi wilayah Assam setelah pada tahun 1836 sempat dilarang digunakan di sekolah-sekolah, kantor, dan kegiatan formal lainnya.
Sistem penulisan
suntingSistem penulisan bahasa Assam hampir serupa dengan huruf Bengali. Namun, dengan sedikit perbedaan pada huruf ‘r’ dan ‘w’ (huruf w hampir tidak dikenal dalam bahasa Bengali). Huruf Assam mempunyai 33 konsonan dan 10 huruf vokal serta 122 huruf kombinasi.
Contoh
sunting- Nomoskar = Halo
- Apuni kene ache? = Apa kabar?
- Moi bhale achu = Baik-baik
- Dhonyobad = Terima kasih
- Tomar nam ki? = Siapa namamu?
- Mor nam…… = Nama saya…..
- Biday = Sampai jumpa
- Kembali ke: Daftar Bahasa
Rujukan
sunting- ^ [1]
- ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790, diakses tanggal 23 April 2022
- ^ https://digitalcollections.anu.edu.au/handle/1885/45743
- ^ "SEAlang Library Ahom Lexicography". sealang.net.
- ^ Bhattacharjya, Dwijen (2001). The genesis and development of Nagamese: Its social history and linguistic structure (Tesis PhD). City University of New York. ProQuest 304688285.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Assamese". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Assam". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.