[go: up one dir, main page]
More Web Proxy on the site http://driver.im/Lompat ke isi

Teori penerimaan pesan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penerimaan Pesan

Teori Penerimaan Pesan (Inggris: Audience Reception Theory atau Reception Theory) adalah teori yang menekankan pada peran pembaca atau khalayak dalam menerima pesan, bukan pada peran pengirim pesan.[1] Pemaknaan pesan bergantung pada latar belakang budaya dan pengalaman hidup khalayak itu sendiri.[2] Hal ini menunjukkan bahwa makna dalam sebuah teks tidak melekat pada teks, tetapi dibentuk pada hubungan antara teks dan pembaca.[2] Dalam teori yang dikemukakan oleh Stuart Hall ini, proses komunikasi (encoding dan decoding) berlangsung lebih kompleks. Khalayak tidak hanya menerima pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan (pengirim-pesan-penerima), tetapi juga bisa mereproduksi pesan yang disampaikan (produksi, sirkulasi, distribusi atau konsumsi-reproduksi).[3]

Perkembangan

[sunting | sunting sumber]

Stuart Hall (1980) dan David Morley (1992) sama-sama menggunakan model komunikasi encoding dan decoding dalam penelitiannya.[4] Namun, Morley lebih tertarik untuk melihat bagaimana kelompok sosial (serikat buruh, kalangan muda dan orang dengan kulit berwarna) dibandingkan dengan individu dalam memaknai apa yang mereka lihat.[4] Gagasan mengenai penelitian khalayak sebagai kelompok sosial pun telah banyak dilakukan.[4] Misalnya saja penelitian etnografi yang dikembangkan oleh Dorothy Hobson dan Charlotte Brundson yang telah mempelajari perempuan sebagai khalayak dari opera sabun.[4] Sejumlah penelitian juga telah mengeksplorasi cara perempuan membaca teks-teks populer (majalah, melodrama, novel cinta) sehingga membuat teks menjadi berarti bagi mereka.[4] Hal ini berkaitan erat dengan keadaan sosial dimana perempuan mengkonsumsi media dan bagaimana mereka menghubungkan hal tersebut pada kehidupan nyata.[4] John Fiske juga mengembangkan gagasan bahwa khalayak bisa menolak teks yang ditampilkan kepada mereka.[4] Hal ini dikarenakan khalayak mempunyai kekuatan atas teks yang mereka konsumsi. Dari penelitian-penelitian tersebut, kajian mengenai khalayak menunjukkan bagaimana mereka memaknai teks dari perspektif masing-masing.[4]

Encoding, Decoding

[sunting | sunting sumber]

Konsep terpenting yang menjadi awal lahirnya teori penerimaan pesan adalah encoding dan decoding.[5] Encoding merupakan proses membuat pesan yang sesuai dengan kode tertentu, sedangkan decoding merupakan proses menggunakan kode untuk memaknai pesan.[5] Encoding dan decoding mempunyai struktur makna yang tidak selalu simetris.[3] Derajat simetri (simetris atau tidak simetrisnya pertukaran komunikasi) bergantung pada kesetaraan hubungan yang dibentuk antara pemberi pesan dan penerima pesan (pembuat kode dan penerima kode).[3]

Tipe Penerimaan

[sunting | sunting sumber]

Terdapat tiga tipe dalam penerimaan pesan, yaitu.[3]

  • Dominan

Ketika khalayak menerima pesan dari media secara penuh dan memaknai pesan tersebut seperti yang diinginkan oleh media maka khalayak berada pada posisi yang dominan.[3] Dalam hal ini berlangsung pertukaran komunikasi yang sempurna.[3]

  • Negosiasi

Khalayak cukup memahami apa yang ditampilkan oleh media, tetapi tidak semua dimaknai sama.[3] Penerimaan dalam tipe ini mengandung dua hal, yaitu unsur adaptif dan oposisi.[3] Hal ini menunjukkan bahwa pesan dinegosiasikan.[3]

  • Alternatif atau Oposisi

Ketika khalayak sama sekali menolak pesan yang disampaikan media maka khalayak tersebut berada pada posisi oposisi.[3] Mereka menolak pesan tersebut karena tidak sesuai dengan pengetahuan atau nilai yang dianutnya.[3]

Ketiga tipe penerimaan ini bisa dijelaskan melalui contoh yang diberikan oleh Fiske dan O'Sullivan terkait representasi perempuan di dalam iklan.[4] Perempuan digambarkan sebagai objek seks dan sebagai figur Ibu.[4] Dalam hal ini, tipe dominan menerima dan setuju dengan penggambaran tersebut.[4] Sementara itu, bagi wanita karier kelas menengah, penggambaran seperti itu merupakan hal biasa untuk wanita lain, tetapi tidak untuk dirinya sendiri.[4] Pada keadaan ini, khalayak berada pada posisi negosiasi.[4] Lalu, bagi para feminis, penggambaran tersebut sama sekali tidak terima.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Inggris) Marcel Danesi (2013). Encyclopedia of Media and Communication. University of Toronto Press. hlm. 574-575. ISBN 1442695536. 
  2. ^ a b (Inggris) Communication Strategies in Translation an Active Reception Analysis Between The Translation and Readers Reception, diakses 5 April 2014
  3. ^ a b c d e f g h i j k (Inggris) Paul Marris, Sue Thornham (1996). Media Studies: A Reader. Edinburgh University Press. hlm. 41-48. ISBN 0748607781. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Inggris) Michael O'Shaughnessy, Jane Stadler (2005). Media And Society. Oxford University Press. hlm. 102-104. ISBN 019551756-3. 
  5. ^ a b (Inggris) Brian L. Ott, Robert L. Mack (2010). Critical Media Studies: An Introduction. John Wiley & Sons. hlm. 224-227. ISBN 140516185X.